Di Balik Penyuntingan “A Game of Thrones”


IMG_3941

Jika biasanya saya diorder penerbit, untuk penyuntingan terjemahan A Game of Thrones (GoT) sayalah yang mengajukan diri. Awalnya karena animo pembaca yang begitu membeludak saat tahu buku pertama seri novel fantasi A Song of Ice and Fire karya George R.R Martin ini akan diterbitkan Fantasious. Sejujurnya, saya ingin sekali terlibat penggarapan buku unggulan ini. Kedua, karena kebetulan saya tahu penerjemahnya teman saya Barokah Ruziati (Uci), yang sudah beberapa kali bekerja sama dengan saya. Saya selalu belajar banyak dari terjemahannya. Alhamdulillah, Muthia Esfand, editor Fantasious, setuju.

Meski begitu, atas pertimbangan tertentu, penerbit memutuskan tidak menyerahkan seluruh proses penyuntingan GoT kepada saya. Saya mendapat sepertiga awal buku, sisanya disunting editor in-house Fantasious sendiri. Dengan penyuntingan model begini, alhamdulillah buku bisa lebih lekas terbit.

Sejak awal Muthia sudah mengatakan bahwa penerjemahan GoT akan melibatkan Westeros Indonesia, komunitas penggemar seri novel fantasi ini, sebagai pembaca pruf. Westeros ID juga meminta Fantasious menunjuk penerjemah dan penyunting yang pernah membaca buku ini. Permintaan yang sangat dimengerti, mengingat terjemahan sebaiknya dipegang oleh orang yang menguasai materi.

Terus terang saat itu saya sempat minta mundur, karena “tahu diri” belum pernah membaca GoT. Tetapi Muthia mendesak saya supaya jangan mundur. Atas kepercayaan ini, saya mencoba menonton serial TV-nya (meski akhirnya tidak sanggup), dan membaca bukunya. Ternyata ceritanya begitu seru dan konfliknya begitu kuat, sehingga saya paham jika Westeros tidak ingin penerjemahan buku ini dikerjakan sembarangan.

photo (1)

Tim di balik novel A Game of Thrones terbitan Fantasious. Pertemuan di Citos, Jakarta, 9 Februari 2015 yang nyaris batal karena saat itu banjir melumpuhkan sebagian Jakarta.

Saya tidak membaca sampai selesai karena waktu cukup mepet dan penyuntingan harus dimulai. Tapi saya sudah mendapat gambaran GoT secara keseluruhan, begitu pula tokohnya yang seabrek. Alhamdulillah, prosesnya lancar. Uci menerjemahkan GoT dengan baik sekali. Yang saya lakukan hanya merapikan sedikit, dan memutakhirkan glosarium, karena ada beberapa istilah yang perlu diperbaiki.

Istilah memang menjadi sumber kerepotan penerjemahan GoT. Karena sejak awal penerjemahan GoT melibatkan banyak pihak, perdebatan mengenai istilah sering terjadi. Terkadang istilah yang sudah diterjemahkan Uci diusulkan tetap dalam bahasa Inggris saja. Belum lagi nama wilayah seperti Fingers dan Neck, kingsroad dan narrow sea, dll.

Maka, ketika mendapat kabar ada pembaca yang menyukai “Garda Malam” sebagai terjemahan “Night Watch”, saya percaya penerjemah memang perlu ngotot mempertahankan istilah, meski mendapat tentangan dari kanan-kiri.

Ada satu hal lagi yang saya pelajari dari menyunting buku ini. Sebenarnya ini masukan buat saya pribadi, tetapi tak ada salahnya saya agih di sini. Selama ini saya tidak pernah mengutak-atik fungsi “Styles” dalam Microsoft Word (letaknya di menu pull down Home). Biasanya saya mengetik bablas saja, tidak memedulikan style apa yang saya pakai (default-nya “Normal”). Tetapi dengan mengatur styles menjadi “Heading 1”, pembagian bab jadi lebih rapi, dan memudahkan saya melakukan pencarian istilah. Ini sangat menolong saya saat mengedit GoT yang berisi banyak bab tanpa nomor bab.

heading

A Game of Thrones versi terjemahan Indonesia akhirnya terbit pertengahan Maret ini. Saya senang penerbit mencantumkan glosarium, karena bisa memudahkan pembaca dalam memahami istilah GoT yang menurut saya pribadi cukup menjelimet. Semoga pembaca bisa menikmati buku ini, seperti yang saya rasakan saat menyuntingnya.

26 thoughts on “Di Balik Penyuntingan “A Game of Thrones”

  1. Akhirnya ada yang keluaran Bahasa Indonesia jadi bisa ASOIAF bs dinikmati lebih banyak orang. Glosarium jadi die Yang keren banget mba, soalnya di terjemahn ASOIAF Jerman, mereka mengganti nama-nama penting 😂😂

  2. Akhirnya bisa ber terima kasih, kepada mba yang sudah terjemahin novel favorit saya. Saya sudah baca habis, 1 minggu tidak keluar2 rumah jadinya hahaha. Kapan jilid ke dua nya di terbitkan lagi mba? Tidak sabar saya nunggunya.

    1. Halo, mas Yudhistira. Saya bukan penerjemahnya, hanya mengeditnya. Yang menerjemahkan teman saya, namanya Barokah Ruziati. Tapi saya seneeeng banget denger mas Yudhistira menikmati buku ini, sampai bela-belain nggak keluar rumah 😀 Kalau soal terbit buku keduanya, mungkin penerbit yang lebih tau, Mas.

  3. nanya dong kak. Apakah novel GoT terjemahan ini ada beberapa seen yg di potong? jadi udah udah gk murni total semua teks di terjemahkan.? mohon pencerahan.

    1. Kebetulan saya hanya menyunting sepertiga buku. Dan pada bagian itu tidak ada adegan yang dipotong. Tapi setahu saya, penerbit tidak boleh memotong/merusak naskah sembarangan, paling sebatas memperhalus adegan yang kelewat kasar atau vulgar saja tanpa mengurangi bobot cerita. CMIIW.

  4. Saya baru saja mulai membaca buku ini, karena penasaran booming sejak tahun 2012.
    Sempat mencari Ebook, tapi bahasanya njlimet bikin istighfar :D.
    Akhirnya nemu juga bukunya, tanpa sekecap kata, langsung ambil deh…
    Kupikir bakalan mirip TLOTR, ternyata lebih fokus di politiknya. Yg pasti menurut saya terjemahannya sudah sangat baik, walau ada sedikit kesulitan menemukan “plot and character key”-nya.

    Dan ide bagus untuk membuat sampul bukunya menjadi simple dengan lambang serigala ditengah. Sebaiknya style seperti itu dilanjutkan saja, contohnya dg berbeda warna (biru, kuning, oranye, hijau) dan lambang yg berbeda… biar jadi trademark untuk versi indo-nya

    1. Alhamdulillah, seneng dengar suka terjemahannya 🙂 Saya sendiri juga gembira pas ngedit, karena Uci telah menerjemahkan dengan sangat baik.
      Soal cover, saya juga berharap penerbit mempertahankan trademark itu ya. Bagus soalnya.

    1. Saya tidak tahu karena tidak terlibat penggarapan buku kedua. Lebih baik tanya langsung ke Fantasious-nya ya 🙂

  5. Wah, bikin semangat 😀
    Saya suka GoT, tapi baru nonton, bukan baca.

    Saya pertama kali jatuh cinta pada penerjemahan gegara novel-novel terjemahan yang renyah dibaca. Sekarang saya masih mengerjakan buku-buku perkuliahan, tapi pengen deh suatu hari nanti menjajal fiksi. Untuk buku perkuliahan sendiri, saya suka kalau penulisnya sedang membuat narasi. Soalnya itu kesempatan untuk melatih keluwesan di sela-sela teks yang sarat teori dan nggak boleh seenaknya dibuat mendayu-dayu, hahaha.

    Sukses terus ya, Mbak! Atau mungkin Ibu seumpama kurang berkenan, hehe.

    1. Maaf, baru balas sekarang, Nisa. Hihi nggak usah panggil Ibu 😀

      Ayo, coba baca GoT, menurut saya terjemahannya apik sekali (eh, bukan muji saya, tapi penerjemahnya yang sudah bekerja keras menggarap buku ini.)

      Insya Allah suatu saat Nisa bisa dapat kesempatan menggarap teks fiksi ya. Menurut saya, penerjemahan fiksi perlu dijajal setiap penerjemah sebelum terjun ke dunia nonbuku/dokumen, karena seperti kata Nisa sendiri, dalam teks narasi kita mendapat kesempatan untuk melatih keluwesan, kesempatan yang jarang didapat dalam dokumen.
      Sama-sama, Nisa, sukses terus juga buatmu 🙂

  6. Jujur aja.. seumur umur gk pernah baca novel.. Sekalinya baca novel langsung baca Game of Thrones. Bagi orng yang sama sekali gk pernah baca Novel kaya saya jujur aja awalnya bingung dengan ceritanya koo diputer terus dan karakternya yang kelewat banyak suka bikin bingung. Tapi setelah baca 1 hal yang diotak saya itu harus berterima kasih sama Penerjemah dan Editornya.. Kerenn deh!!! Btw, saya juga baru selesai baca Clash of Kings. Berharap buku 3 nya cepet keluar juga haha.. Sukses selalu ya…

    1. Maaf baru jawab sekarang, kebetulan lagi jarang sekali nengok blog 😥 Sepertinya di beberapa toko buku seperti Gramedia atau TM Bookstore masih ada. Tapi kalau nggak ada, silakan hubungi penerbitnya langsung ya 🙂

  7. beberapa hari lalu udah tamat nih buku a game of thrones, sekarang lagi nunggu buku a clash of kings nyampe rumah.
    yang jadi pertanyaan, kapan buku ke-3 sampe ke-5nya diterjemahin?
    soalnya niat mau maraton series a song of ice and fire sebelum season 7 tv seriesnya tayang.

    1. Wah, kalau informasi soal ini, lebih baik ditanyakan ke penerbitnya langsung yaa. Saya kurang tahu soalnya 🙂

  8. saya sangat senang Anda (atau
    lebih tepatnya Kalian) memerjemahkan salah satu novel paling keren sepanjang sejarah. tp yg masih mengganjal dihati saya ketika membaca hasil kerja kalian adalah beberapa nama julukan karakter, lokasi/tempat, dan nama organisasi knp ikut diterjemahin?
    krn saya mengenal cerita ini dr serial tvnya, pas terjun ke novel dibacanya jd ga pas.

    btw, saya telah selesai membaca edisi pertamanya, dan pengen lanjut ke edisi kedua (A Clash of Kings) tp udah sebulan lebih nyari ga ketemu2. bantuin saya dong kak buat dapetin bukunya, saya sangat butuh nih

    makasih sebelumnya

  9. saya sangat senang Anda (atau
    lebih tepatnya Kalian) memerjemahkan salah satu novel paling keren sepanjang sejarah. tp yg masih mengganjal dihati saya ketika membaca hasil kerja kalian adalah beberapa nama julukan karakter, lokasi/tempat, dan nama organisasi knp ikut diterjemahin?
    krn saya mengenal cerita ini dr serial tvnya, pas terjun ke novel dibacanya jd ga pas.

    btw, saya telah selesai membaca edisi pertamanya, dan pengen lanjut ke edisi kedua (A Clash of Kings) tp udah sebulan lebih nyari ga ketemu2. bantuin saya dong kak buat dapetin bukunya, saya sangat butuh nih

    makasih sebelumnya

Leave a comment