Refleksi 2016: Berburu yang Bukan Buku

Dari sekian banyak “resolusi” saya untuk tahun 2016, mungkin berburu proyek penerjemahan nonbuku menempati tempat teratas.

Bukan rahasia lagi, tarif penerjemahan nonbuku lebih menjanjikan ketimbang buku. Tapi keinginan saya mencemplung di nonbuku justru karena saya cinta sekali penerjemahan buku. Dalam bayangan saya, idealnya dengan mengerjakan dokumen yang secara ekonomi lebih menguntungkan, saya akan bisa lebih berkonsentrasi saat menerjemahkan buku dan menyuguhkan hasil terbaik kepada pembaca.

Karena itulah, selama tahun 2016 waktu saya cukup tersita untuk mencari klien di luar penerbit buku. Akibatnya, performa saya menurun, “hanya” menggarap tujuh buku, 4 editan dan 3 terjemahan, lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Tulisan berikut ini sama sekali bukan tentang tips mencari klien agensi penerjemahan (untuk selanjutnya disebut agensi saja), karena untuk itu masih banyak yang harus saya pelajari. Di sini saya hanya ingin berbagi apa saja yang sudah saya kerjakan selama ini.

Continue reading